Hari Minggu Prapaskah II; Bc I Kej 12:1-4a, Bac II 2Tim 1:8b-10, Mat 17:1-9
Temen muda pernah ngak sih mempunyai pengalaman akan Allah? Yaitu Pengalaman bersama Allah yang membuat kita tidak akan lupa seumur hidup? Setiap kita pasti mempunyai pengalaman aan Allah. Pengalaman akan Allah bukan bertemu langsung dengan Allah, tetapi ngerasa bahwa Allah bener-bener memperhatikan kita,menyentuh kita,menolong kita.  Pengalaman itulah yang kadang kalo kita begitu mengingatnya langsung membuat  kita merinding dan menggetarkan hati. Pengalaman kecil ketika saya mengikuti perayaan Ekaristi di salah satu gereja, entah mengapa ketika itu hati saya seperti terenyuh melihat Tubuh dan darah Kristus dan rasanya begitu damai dan membuat saya ingin meneteskan air mata tetapi tidak bisa karena saking terenyuhnya. Dan saya yakin 100% Allah menyapa saya pada saat itu. Mungkin temen-temen bisa menemukan pengalaman serupa dalam kehidupan sehari-hari entah itu dalam pekerjaan,kesibukan,relasi dengan sesama,sekolah,doa,pelayanan dll.
Nah pada hari ini Yesus bersama para murid-Nya naik ke sebuah gunung yang tinggi dan tinggal di situ. Ketika sudah larut, para murid dikagetkan dengan berubahnya Yesus di depan mata mereka. Yesus menjadi putih bersinar seperti terang. Lalu Musa dan Elia juga tampak bersama-sama dengan Yesus. Hati para murid begitu bahagia melihat dan mengalami peristiwa tersebut. Sehingga mereka berniat untuk mendirikan tenda bagi Musa dan Elia. Para murid mengalami Allah yang mulia dan dasyhat. Pengalaman para murid adalah pengalaman akan Allah.
Kita semua hendaknya seperti para murid yang bahagia bila mengalami Allah. Pengalaman akan Allah saya yakin bukan hanya situasi senang,gembira dan bahagia tetapi juga dalam pengalaman sedih dan pahit. Namun pertanyaannya bagaimana bisa kita mengalami Allah dalam keadaan yang tidak damai dan gelisah serta sedih? Mungkin yang ada hanyalah umpatan,caci maki,menyalahkan keadaan atau orang lain dll. Teman muda yang terkasih, hidup ini memang tidak selamanya membawa kegembiraan dan kebahagiaan melainkan juga kesusahan. Hal ini tidak dapat dipungkiri dan dihindari, tetapi bisa dimaknai dan direflesikan dalam kacama iman. Bila kita mempunyai perspekktif iman tentu semua pengalaman tersebut membawa kita kepada Allah bertemu dengan Allah. Justru ketika kita meneropong semuanya dalam iman, Allah menyapa,menegur atau memperingatkan kita dan memberikan pengajaran. Maukah kita sekarang memaknai pengalaman hidup kita dalam terang Allah?  

                                                                                                                                                                         WillyCarmelo O.Carm

4 komentar:

qjant on March 20, 2011 at 1:07 AM said...

memang dengan menyambut Tubuh Kristus, kita merasakan sbuah kedamaian. Dan kedamaian itu lain daripada yang lain....

jatra on March 20, 2011 at 1:11 AM said...

amin frater...

jatra on March 20, 2011 at 1:13 AM said...

amiinnnn...

Anonymous said...

amiin..


Post a Comment

Followers