MENGUNJUNGI ORANG SAKIT
Salah satu jalan yang harus ditempuh untuk membangun hidup
paguyuban adalah mengunjungi saudara kita yang sakit. Kita semua adalah satu
anggota dari Tubuh Kristus, yakni Gereja. Bila salah satu sakit dan menderita,
maka semua anggota lainnya juga ikut menderita. (bdk 1 Kor 12: 26)
Tidak seorang pun menginginkan sakit. Tetapi, orang yang
sudah terlanjur sakit perlu menyadari bahwa Tuhan memiliki suatu rencana di
balik penyakit itu. Yesus mencapai kemuliaan-Nya justru lewat sengsara dan
kematian-Nya.
Penderitaan memang ada sangkut pautnya dengan dosa manusia.
Tetapi, tidak bisa dikatakan bahwa setiap orang sakit, menderita karena
dosanya, atau setimpal dengan dosanya (bdk Yoh 9: 3). Oleh karena itu, setiap
orang beriman diharapkan menaruh perhatian belas kasih kepada orang sakit,
dengan cara mengunjungi dan berusaha memberi bantuan, baik rohani maupun
jasmani.
~Rm. Henrikus Suwaji, O.Carm~
Ketekismus
JALAN-JALAN
UNTUK MENGENAL ALLAH
(Katekismus Gereja Katolik 31-36)
Bagaimana
manusia mengenal Allah? Pertama,
melalui dunia, yakni alam semesta dan segala isinya. Kita mengenal Allah
melalui dunia yang diciptakan oleh Allah sendiri. Allah adalah sumber dan
tujuan seluruh alam semesta. Santo Agustinus bersaksi, “Tanyakanlah keindahan bumi, tanyakanlah keindahan samudera, tanyakanlah
keindahan udara yang menyebarluas, tanyakanlah keindahan langit…..tanyakanlah
semua benda. Semua akan menjawab kepadamu: Lihatlah, betapa indahnya kami.
Keindahan mereka adalah satu pengakuan. Siapakah yang menciptakan benda-benda
yang berubah, kalau bukan Yang Indah, yang tidak dapat berubah” (Serm. 241,
2)
Kedua, manusia mengenal Allah juga
melalui akal budinya. Tuhan menganugerahkan akal budi kepada manusia. Berkat
akal budinya, manusia menjadi terbuka pada kebenaran, kebaikan dan keindahan.
Oleh karena itu, dengan akal budinya, ia bisa mengenal Allah sebagai asal dan
tujuan alam semesta, sebagai kebenaran tertinggi, kebaikan tertinggi dan
keindahan yang tak terbatas.
Namun
rupanya, Allah tidak hanya ingin bahwa manusia mengenalnya, tapi juga ikut
serta dalam kehidupan ilahi-Nya. Maka, Allah mewahyukan diri-Nya melalui Yesus,
Putera Tunggal-Nya.
~Rm. Henrikus Suwaji, O.Carm
LITURGI
Jika kita bisa berjumpa dengan
orang yang kita anggap amat penting dalam hidup kita , apa lagi dia memberi
kabar yang amat gembira , pada saat kita pulang pasti dengan wajah
berseri-seri. Seluruh kehidupan kita terasa amat berarti, tak ada kegalauan
yang menghinggapi hati kita. Itulah kalau orang mengalami sukacita dari suatu
perjumpaan dengan orang yang amat penting dalam hidup kita. Selanjutnya kita
bisa menjalani tugas hidup kita dengan riang gembira, semuanya terasa “
entheng”( Bhs Jawa “ringan”) dijalani.
Demikian halnya ,sesudah mengikuti Perayaan Ekaristi , kita
menjadi bersukacita dan bergembira ,karena kita telah berjumpa dengan Tuhan
Yesus, dengan menerima Komuni Kudus. Kita telah memperoleh terpenting dalam
hidup dan kedamaian hati.
Karena kedamaian hati yang berasal dari Allah tidak akan
pernah hilang dan dicuri orang. Kita terus belajar melayani sesama sebagai wujud “ Hidup Ekaristis” ....
Hidup Penuh Syukur. (sumber dari katekese Liturgi Komlit Keuskupan Malang ).
Cerita Bijak
KUNJUNGAN
YANG MENYEJUKKAN HATI
Dalam
suatu kesempatan, saya pernah mampir di keluarga yang suami isterinya sedang
bertengkar. Dari kejauhan terdengar suara yang saling memaki antara sang suami
dan sang isteri. Dalam hati saya bergejolak apakah saya urungkan niat
berkunjung saya atau tidak. Akhirnya saya memberanikan diri saya masuk ke dalam
rumah itu. Saya memulai percakapan dengan mereka meskipun awalnya tampak kaku.
Tanpa terasa percakapan itu membuat mereka tertawa satu sama lain, bahkan
kepala rumah tangga di rumah itu juga membuat lelucon. Percekcokan yang terjadi
sebelumnya berubah menjadi perjumpaan yang menenangkan satu sama lain.
Kunjungan
yang singkat yang saya lakukan pada
waktu itu ternyata dapat membawa perubahan pada keluarga tersebut. Setelah
keluar dari rumah itu, saya tidak tahu apa yang terjadi. Tetapi setidaknya
kunjungan itu bisa membawa perubahan, meskipun hanya sesaat.
Kunjungan
mempunyai dampak yang amat besar bagi orang-orang yang dikunjungi. Seorang yang
sakit tenggorokan akan amat bahagia jika dikunjungi oleh dokter ahli THT. Orang
sakit paru-paru akan merasa senang jika dikunjungi oleh dokter ahli
penyakit dalam Demikian juga dengan kita umat paroki Maria Annunciata
Lodalem tentunya juga merasakan hal yang menyenangkan bila dikunjungi oleh
“saudara” kita. Kunjungan tidak perlu menunggu waktu tertentu seperti saat
Natal ataupun Paskah. Kapanpun kunjungan dapat kita lakukan, yang kita butuhkan
ialah meluangkan sedikit waktu dari sekian banyak waktu yang ada.
~Tomas ~
0 komentar:
Post a Comment